Senin, 9 September 2024
spot_img

Bencana Banjir Demak Disebut Banjir Terparah dalam 30 Tahun silam. Begini Penjelasan BRIN

JURNALPEMALANG.ID – Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Soebowo menyebut bencana banjir di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, sebagai banjir terparah dalam 30 tahun terakhir. Pasalnya, peristiwa itu nyaris menenggelamkan belasan kecamatan dan melumpuhkan aktivitas perekonomian.

Eko menyebut hal itu pada saat Media Lounge Discussion (MELODI) yang bertajuk ‘Fenomena Selat Muria, Mungkinkah Muncul Kembali?’, yang digelar pada Kamis (28/3/2024) lalu.

Baca juga :  Bupati Pemalang Resmikan TPST 3R dan Kebun Sayur Organik di Desa Pedurungan

Eko mengatakan, Lokasi wilayah yang terdampak banjir ternyata jaman dahulu merupakan bagian dari Selat Muria, selat yang pernah ada dan menghubungkan Pulau Jawa bagian timur sebelah utara dengan Pulau Muria hingga abad ke-15.

Selat Muria yang terbentuk secara tektonik dikenal sebagai bagian dari patahan atau sesar Pati, yaitu dari arah selatan Semarang ke arah timur laut menuju Laut Jawa.

Baca juga :  Muhammadiyah Kecamatan Moga Bantu Gelontori Air Warga yang Terdampak Kekeringan di Kecamatan Pulosari

Eko menjelaskan, saat itu proses pendangkalannya berlangsung selama ratusan tahun terutama sejak zaman kolonial, sehingga terbentuk dataran rendah yang akhirnya menyatukan Pulau Muria dengan Pulau Jawa.

Baca juga :  ACDC Nyatakan Mendukung Penuh Pasangan An-Nur di Pilkada Pemalang

Menurutnya, eksploitasi secara besar-besaran hutan-hutan di Jawa Tengah dan Timur untuk mendapatkan kayu yang terkenal berkualitas tinggi menjadi penyebab utama proses sedimentasi kala itu.

Ia mencontohkan, Sungai Wulan di Demak mengalami proses perpanjangan sekitar 100 meter ke arah utara pada tahun 1920-an. Sedangkan wilayah Demak bertambah sekitar 30 meter, dan Semarang 26 meter.

ARTIKEL TERKAIT

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA TERBARU