“Ada 12 juta kontainer di Jawa Tengah, namun hanya 7 juta yang tertampung di Jawa Tengah. Sisanya keluar semua ke luar Jawa Tengah. Nantinya kalau Pelabuhan Tanjung Mas ditingkatkan, dry port dikembangkan, dan sistem kereta api dibuat loop, seluruh Jawa Tengah akan tersentral ke Semarang dan KIT Batang melalui jaringan kereta loop tadi,” jelasnya.
Kebutuhan Strategis Jawa Tengah Terkait TOD/KBT memiliki tantangan di kawasan Kedungsepur. Di antaranya Urban sprawl tinggi, 75% penduduk tinggal di luar kota inti.
Kemudian Dominasi kendaraan pribadi 93%, sementara akses angkutan umum hanya 16,1%. Selain itu Koridor Semarang-Kendal-Weleri mengalami peningkatan kepadatan 8% per tahun, sehingga intervensi berbasis TOD/KBT menjadi kebutuhan mendesak.
Pada pertemuan tersebut, hadir delegasi Kedubes Inggris dan Techne Praxis, di antaranya Maria Renny dari Cities & Transport Lead, UK PACT Programme Manager, British Embassy Jakarta, Melissa Kusuma, Central Java & Yogyakarta Outreach Manager, British Embassy Jakarta.
Kemudian Caesar Rollando dari pihak Low Carbon Transport Sectoral Lead, UK PACT Fund Associate, Palladium. Selain itu juga hadir Padraic Kelly, Senior Director, Techne Praxis International, Puspita Galih Resi, Managing Director, Techne Praxis International serta Rahadi Marsito, Director of Real Estate Advisory and Portfolio Management, Techne Praxis International. (*)
