By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Jurnal PemalangJurnal PemalangJurnal Pemalang
  • Home
  • Berita Utama
  • News
  • Pendidikan
  • Kolom
  • Teknologi
    • Wisata
    • Video
Search
© 2025 Jurnal Pemalang. All Rights Reserved.
Reading: Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Racbini: Indonesia Kehilangan Sosok Ekonom Kritis, Kwik Kian Gie
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jurnal PemalangJurnal Pemalang
Font ResizerAa
  • Home
  • Berita Utama
  • News
  • Pendidikan
  • Kolom
  • Teknologi
Search
  • Home
  • Berita Utama
  • News
  • Pendidikan
  • Kolom
  • Teknologi
    • Wisata
    • Video
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • About
  • Contact
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 Jurnal Pemalang All Rights Reserved.

Jurnal Pemalang > Berita Utama > Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Racbini: Indonesia Kehilangan Sosok Ekonom Kritis, Kwik Kian Gie
Berita Utama

Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Racbini: Indonesia Kehilangan Sosok Ekonom Kritis, Kwik Kian Gie

Selasa, 29 Juli 2025 | 13:15 WIB
By Fahroji
Share
Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini
SHARE

Iklan Banner

JURNAL PEMALANG – Indonesia kehilangan seorang tokoh dan ekonom hebat. Kwik Kian Gie berpulang, meninggalkan warisan pemikiran dan keteladanan intelektual yang sangat berharga bagi bangsa ini. Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, menyampaikan refleksi mendalam atas kepergian tokoh yang dikenal luas karena sikap kritis, tajam, dan independennya terhadap kebijakan ekonomi nasional.

“Kita kehilangan tokoh dan ekonom hebat, yang peranannya besar untuk koreksi dan check and balances bagi kebijakan ekonomi,” ujar Prof. Didik dalam rilis yang disampaikan Selasa (29/7/2025).

Menurut Prof. Didik, Kwik Kian Gie merupakan sosok vokal dan berpengaruh sebagai ekonom intelektual pada era 1980-an. “Pada tahun 1980-an masih sedikit kelompok terpelajar tapi Kwik sudah menyelesaikan pendidikannya di universitas ternama di dunia, yaitu Nederlandse Economische Hogeschool di Rotterdam (sekarang Erasmus University). Karena itu, pemikirannya dan terutama kritik tentang di media massa sangat didengar dan berpengaruh.”

Memasuki dekade 1990-an, ketika para intelektual banyak merapat ke pemerintah Orde Baru, Kwik justru memilih jalan berbeda. “Tetapi tidak bagi Kwik Kian Gie, ia tetap berada di luar menjalankan peran check and balances secara tidak formal untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan ekonomi.”

Kwik termasuk dalam jajaran ekonom kritis yang tergabung dalam “Kelompok Ekonomi 30”, bersama nama-nama seperti Sjahrir, Rizal Ramli, Dorodjatun, Hendra Esmara, Nuriman Hasibuan, Rijanto, dan Didik Rachbini. Kelompok ini aktif memberikan pandangan dan kritik di ruang publik, terutama melalui media massa.

“Sebelum reformasi pertengahan tahun 1990-an sudah banyak ekonom memberikan saran-saran dengan bukti akademik (evidence based) dan teoritis. Tetapi ekonomi Orde Baru sangat dominan dan saran-saran kebijakan relatif tidak mempan,” ujar Prof. Didik. “Kebijakan ekonomi Orde Baru di bawah kelompok yang disebut Mafia Berkeley dipuji-puji sampai akhirnya tahun 1997 ambruk.”

Kwik juga tercatat sempat menjabat di pemerintahan pasca reformasi. “Ia dikenal sebagai figur intelektual yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan jika itu berarti harus berseberangan dengan kekuasaan. Sempat menjabat pada masa reformasi sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (1999–2000) dalam Kabinet Persatuan Nasional di bawah Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri (2001) pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.”

Warisan pemikiran Kwik tetap relevan hingga kini, khususnya tentang pentingnya kedaulatan ekonomi nasional. “Pemikirannya relevan sampai saat ini, yaitu tentang pentingnya kedaulatan ekonomi. Ini yang selalu disuarakan—jangan tergantung kepada IMF dan utang agar tidak disubordinasi secara politik oleh kekuatan asing dan barat.”

“Karena itu, harus ada kewaspadaan terhadap jebakan utang luar negeri. Kritik terhadap oligarki ekonomi-politik dan sempat heboh dengan mengkritik konglomerat hitam, yang tergantung kepada lisensi negara tetapi merugikan rakyat,” lanjut Prof. Didik.

Dalam pandangan Kwik, BUMN adalah komponen strategis yang tidak boleh diabaikan. “Bagi Kwik, BUMN adalah separuh ekonomi bangsa dan instrumental. Karena itu, penting untuk menjaga BUMN dan aset strategis bangsa. Apa relevansinya dengan kondisi sekarang, Danantara tidak boleh gagal.”

Iklan Banner

You Might Also Like

Universitas Paramadina Gelar “meet The Leaders” Bersama Victor Hartono: Meningkap Suksesi Strategis Bisnis Djarum Group

Hydroplus Paramadina Championship 2025 Resmi Dibuka, Hadirkan 84 Tim dari Pelajar dan Mahasiswa

Strategi Arsjad Rasjid: Membangun Manusia, Menggerakkan Industri, Menghijaukan Ekonomi

Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih

Universitas Paramadina Kukuhkan Prof. Dr. Iin Mayasari sebagai Guru Besar: Simbol Ketekunan, Transformasi, dan Harapan Akademik

TAGGED:Kwik Kian GieProf. Didik J. RachbiniUniversitas Paramadina
Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
Previous Article Gubernur Ahmad Luthfi: Perubahan APBD Jateng 2025 Diprioritaskan Pembangunan Infrastruktur
Next Article Satgas TMMD Reguler Ke-125 Genjot Pengerjaan Sasaran Fisik Rehab RTLH
Leave a Comment Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terkini

Kolaborasi Pemprov Jateng-Djarum Foundation Bantu 350 Rumah Layak Huni Masyarakat Miskin
Berita Utama
Satgas TMMD Reguler Ke-125 Genjot Pengerjaan Sasaran Fisik Rehab RTLH
News
Gubernur Ahmad Luthfi: Perubahan APBD Jateng 2025 Diprioritaskan Pembangunan Infrastruktur
Berita Utama
Polantas Sapa Driver Angkudes di Kajen, Satlantas Pekalongan Gaungkan Keselamatan Berlalu Lintas
News
4 Oleh-oleh Kahs Pemalang dari Olahan Nanas Madu yang Menjadi Primadona
News
Jadwal Sholat Hari Ini

Jadwal Sholat Hari Ini

    Artikel Trekait
    Berita Utama

    Diskusi Publik Paramadina: Mengapa Indonesia Tertinggal dalam Transisi Energi?

    3 Min Read
    Berita Utama

    Orasi Ilmiah Wisuda Paramadina, Prof. Muhadjir Effendy: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika

    3 Min Read
    Berita Utama

    Jusuf Kalla: Pemimpin Tangguh Harus Mengambil Keputusan Tepat Saat Krisis Datang

    3 Min Read
    Berita UtamaPendidikan

    Creative Talk Paramadina Bedah Film Animasi “Jumbo”

    2 Min Read

    Iklan Banner

    Jurnal PemalangJurnal Pemalang
    Follow US
    © 2025 Jurnal Pemalang. All Rights Reserved. | Modul Pelajaran
    • Redaksi
    • About
    • Contact
    • Pedoman Media Siber
    • Kebijakan Privasi
    Welcome Back!

    Sign in to your account

    Username or Email Address
    Password

    Lost your password?