“Kader Muhammadiyah harus seimbang antara aspek spiritual, intelektual, profesional, dan sosial,” ungkapnya, seolah menegaskan bahwa generasi berkemajuan lahir dari harmoni nilai dan keterampilan.
Sekolah kader menghadirkan dua narasumber, yakni M. Toip Subandi, S.Pd.I., C.EQ (Wakil Ketua PDM Brebes), dan Rohyadi Anwar, S.Pd.I. (Anggota LPCRPM PP Muhammadiyah).
M. Toip Subandi menilai penyelenggaraan Sekolah Kader PCPM Bumiayu sebagai terobosan penting dalam memperkuat sistem perkaderan formal Muhammadiyah, sebagaimana yang selama ini diwujudkan melalui Darul Arqom maupun Baitul Arqom.
Menurutnya, program ini bukan hanya bertujuan mencetak aktivis, melainkan membentuk cara berpikir dan sikap kader yang kritis, terbuka, serta berkomitmen penuh terhadap dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan gerakan tajdid yang berkeadaban.
Sementara itu, di hadapan para peserta, Rohyadi Anwar tampak penuh semangat ketika menekankan pentingnya sekolah kader sebagai strategi menyiapkan generasi Muhammadiyah berkemajuan.
Dengan suara tegas ia menyebut bahwa kader sejati bukan hanya sekadar aktif di organisasi, melainkan juga harus taat beribadah, haus ilmu, kritis dan mandiri, profesional dalam bekerja, sekaligus militan dan istiqamah dalam perjuangan.
Ia menambahkan, kemampuan berkolaborasi menjadi kunci untuk menjawab tantangan zaman.
“Dengan begitu, kader Muhammadiyah siap menjadi influencer unggul, tangguh, dan berkeadaban di era disrupsi,” ujarnya, seakan membakar semangat para pemuda yang hadir untuk terus bergerak dan berkhidmat.
Sekolah Kader PCPM Bumiayu menjadi investasi jangka panjang Muhammadiyah untuk memastikan regenerasi berjalan baik, melahirkan kader unggul, berintegritas, dan siap menjawab tantangan zaman.
Kontributor: Tarqum Aziz JurnalisMu MPI PCM Bumiayu.