Rizal mengungkapkan bahwa mesin solusi residu ini dibuat dengan dana pribadinya. Jika mesin tersebut dinilai cocok untuk digunakan di desa-desa, ia pun akan memesannya dalam jumlah lebih banyak.
“Dilihat nanti apakah cocok untuk di desa masing-masing atau tidak, silahkan tentukan. Jadi saya tidak bisa memaksa,” katanya.
Rizal juga mengaku akan
memberikan subsidi sebesar Rp25 juta untuk harga mesin ini. Subsidi itu diberikan untuk 50 unit pertama.
“Ini harganya dibawah Rp100 juta. Tapi saya mungkin kasih subsidi hanya Rp25 juta untuk 50 mesin pertama,” ujarnya.
Rizal menekankan bahwa fokusnya adalah penyelesaian masalah sampah di tingkat desa. Dengan memanfaatkan mesin ini, kata dia, sampah dapat diolah lebih lanjut untuk menciptakan nilai ekonomi.
“Dengan proses sampah diolah di desa nanti itu untuk berikutnya mau dibikin apa, itu bisa. Dikembangkan. Tidak berbentuk jadi hangus, hilang semua, tidak. Ini bisa diproses lebih lanjut. Sehingga anak muda di desa itu bisa makmur,” tutur Rizal.
“Tapi saya sarankan kalau bikin rumah seperti ini (RPHBS) jangan dipinggir jalan, jadi agak masuk ke dalam. Dan juga kalau misalnya untuk alat transportasinya tidak mengganggu masyarakat desanya,” tambahnya.
Acara launching RPHBS ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang Wiji Mulyati, Wakil Bupati Pemalang terpilih Nurkholes, Camat Comal, para kepala desa, tokoh masyarakat, serta tamu undangan dari Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kota Pekalongan.***
Penulis : Urip Mulyanto