“Total ada 37 atlet paralympic asal Jawa Tengah yang ikut serta dalam ajang Asian Paragames. Kita memperoleh 12 emas, 12 perak, 14 perunggu. Ini prestasi yang sangat baik bagi atlet Jawa Tengah, kalau dibandingkan dengan provinsi lain,” tambahnya.
Selama ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menaruh perhatian serius terkait pembinaan atlet paralympic.
Pembinaan dilakukan melalui Pekan Paralympic Pelajar Daerah (Peparpeda) untuk kategori junior atau pelajar, Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) untuk atlet senior, serta pemusatan latihan daerah dan PPLOP Paralympic.
Presiden Joko Widodo menjelaskan, Paralympic Training Center di Delingan, Karanganyar, dibangun di atas lahan seluas delapan hektare dengan anggaran Rp409 miliar.
Bangunan tersebut terdiri dari gelanggang olahraga (GOR), asrama, ruang peralatan, ruang ganti atletik, tribun, skybridge, skywalk, lapangan atletik, dan sebagainya.
“Training center itu dapat menampung sekitar 300 atlet dan pelatih,” katanya.
“Sarana olahraga yang dibangun ini berstandar internasional bagi atlet penyandang disabilitas. Saya harap training center untuk atlet paralympic ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan mencetak prestasi,” tukasnya.
Sementara itu, Presiden National Paralympic Committee of Indonesian (NPCI) Senny Marbun merasa sangat senang dengan pembangunan training center yang akan dimulai tahun ini. Kata dia, fasilitas itu yang diharapkan oleh atlet-atlet paralympic untuk meningkatkan kualitas dan prestasi.
“Pembangunan ini yang kita harapkan agar prestasi kita semakin memuncak ke atas,” pungkasnya.***