“Jumlah anggota BPJS Ketenagakerjaan yang masuk kategori siap kerja sangat jauh dari harapan. Di sisi lain, outstanding pinjaman online (pinjol) meningkat dibandingkan tahun lalu, namun nilai tukar rupiah justru turun signifikan, terutama saat periode Lebaran, ” jelas Wijayanto.
Mengomentari faktor eksternal, Wijayanto mengingatkan bahwa kebijakan dagang Presiden Donald Trump saat masa jabatannya masih menimbulkan efek berkelanjutan. Ia menyebut banyak pihak yang meyakini perang dagang yang dimulai Trump akan diikuti oleh berbagai bentuk ‘perang’ lainnya, seperti yang terjadi saat krisis COVID-19 di mana situasi tersebut dimanfaatkan oleh pihak tertentu dan dijadikan kambing hitam.
“Persepsi bahwa Trump dan tokoh seperti Elon Musk takut AS bangkrut secara fiskal juga sering kali tidak akurat. Bahkan, kita bisa melihat bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak tunduk pada tekanan Trump, menandakan bahwa pengaruh Trump tidak sekuat yang dibayangkan” pungkasnya.
Dengan berbagai tantangan ini, Wijayanto menegaskan pentingnya konsolidasi kebijakan ekonomi nasional yang terintegrasi dan responsif terhadap perubahan global dan domestik, guna menjaga daya tahan ekonomi Indonesia ke depan.*