Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga turut menyoroti potensi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan produktivitas bisnis. Ia menuturkan pengalamannya menggunakan AI untuk membuat materi promosi yang berhasil mendorong penjualan dalam waktu singkat.
“Dengan pemanfaatan AI yang tepat, produktivitas bisnis bisa meningkat hingga 40 persen. Namun, penggunaannya harus disertai pemahaman yang baik agar tidak menimbulkan masalah,” ujarnya.
Sandiaga menegaskan pentingnya gerakan nasional mendukung produk lokal sebagai upaya memperkuat ekonomi dalam negeri.
Ia menceritakan bagaimana produk sepatu lokal mampu menembus panggung Paris Fashion Week, menunjukkan bahwa kualitas produk Indonesia mampu bersaing di kancah internasional.
“Masyarakat harus memiliki semangat patriotik seperti di Korea, yang bangga menggunakan produk dalam negeri. Tidak cukup hanya membeli, tetapi juga menggunakan dan memberi masukan agar produk lokal terus berkembang,” katanya.
Menutup paparannya, Sandiaga mengingatkan bahwa bonus demografi Indonesia dapat menjadi keuntungan besar atau justru bencana, tergantung pada bagaimana negara mengelolanya.
“Bonus demografi tidak akan bertahan selamanya. Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menjadi bencana demografis,” jelasnya.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya pengembangan keterampilan dan kewirausahaan di kalangan generasi muda agar Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini menuju Indonesia Emas 2045.
“Dengan inovasi, adaptasi, kolaborasi, dan semangat kewirausahaan, kita bisa menciptakan kemakmuran bersama dan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global,” tutupnya.*
