JURNAL PEMALANG – Tumppukan sampah yang berada di jalan masuk belakang Pasar Comal, Kabupaten Pemalang menimbulkan aroma yang tak sedap. Bau busuk menyengat merasuk ke hidung, membuat siapa pun yang melewati area tersebut terganggu.
Menurut keterangan yang diperoleh Jurnal Pemalang dari sejumlah pedagan menyebutkan, tumpukan sampah tersebut sudah 3 bulan tidak dibuang oleh pihak terkait. Sehingga puluhan pedagang yang kiosnya berada sekitar lokasi tersebut menutup kioasnya dan tidak berjualan.
Tumpukan sampah sepanjang kurang lebih puluhan meter, menutup akses jalan di depan deretan kios dan lapak yang ada, menurut penuturan beberapa Pedagang dan warga setempat, tumpukan sampah sudah ada sejak November 2024 lalu.
Bau busuk air dari resapan sampah, memunculkan ribuan belatung dan lalat yang merambah ke sejumlah kios, bahkan akses pintu keluar masuk ke pemukiman warga pun tertutup karena banyaknya belatung yang bermunculan,.
Tidak hanya itu beberapa pintu kontrakan terlihat’ kosong ditinggalkan penghuninya karena bau sampah yang menyengat, mereka lebih memilih pindah kontrakan yang aman dan nyaman.
Fitrianingsih (42 th) salah seorang warga RT.02/04 Dukuh Balutan, Kelurahan Purwosari yang juga sekaligus sebagai pedagang kopi di pasar Comal, menceritakan bahwa dirinya selama 3 bulan jualan merugi kurang lebih 5 juta, akibat sepinya pembeli dampak dari menumpuknya sampah di dekat warungnya,
” Saya terpaksa jualan walaupun merugi, karena kalau ngga jualan takut warungnya ikut terbakar karena sampah, seperti kejadian beberapa hari yang lalu ,” tutur Fitrianingsih, pada Minggu (19/1 ).
Dirinya menceritakan, akibat pembakaran sampah beberapa waktu lalu, warungnya nyaris ikut terbakar.
“Ngga tahu mas mungkin ada orang yang membakat sampah lalu merembet hampir kena warung saya,” sambungnya.
“Dulu saat belum ada sampah menumpuk saya bisa dapat omzet dagangan amtara 300- 400 ribu, sekarang paling banter 50 ribu, saya mesti bertahan karena suami juga kios dagangan burungnya ikut tertutup tumpukan sampah, saya berharap ada bantuan dari pemerintah, anak saya dua harus sekolah dan makan,” tutupnya sambil menyeka air matanya.
Tumpukan sampah yang membusuk di pasar Comal ini, tidak hanya berdampak kepada para pedagang saja, warga terdekat pun ikut menanggung dampaknya,
Mulyono (6 th) mengungkapkan jika hampir setiap malam dirinya tidak bisa tidur karena bau busuk sampah yang menyengat.
“Hampir setiap malam saya ngga bisa tidur bau sampah sampai masuk ke rumah,” ungkap Mulyono yang tinggal persis di belakang deretan kios bagian belakang Pasar Comal.
Tumpukan sampah yang sudah ada sejak 3 bulan belakangan ini, menutup akses jalan masuk ke bagian belakang pasar tersebut. Pihak Pemkab Pemalang berjanji akan membersihkanya pada pertengahan Januari tahun ini.
Namun pada kenyataannya tak kunjung dilakukan, nasib para pedagang dan warga pun hanya bisa menunggu janji -janji manis dari pemerintah setempat.*